Zaman
pra sejarah adalah zaman belum mengenal tulisan, secara logika manusia sejarah
yang berperadaban adalah manusia yang telah mengamalkan budaya tulis-menulis.
Abad ke 4 SM ditemukan prasasti batu tulis di Kutai Kertanegara, menandakan
manusia Nusantara sudah berperadaban. Menulis adalah sesuatu yang harus menjadi
tradisi dikalangan akedemisi apalagi seorang sejarawan, menurut Sartono
Kartodirdjo sang mbahnya sejarawan Indonesia syarat menjadi seorang sejarawan
idealnya harus mampu menulis.
Novel Tetralogi Pramoedya
Ananta Toer tertulis bahwa dari semua kegiatan pribumi, ternyata yang dianggap
mahkota kegiatan adalah jurnalistik. Dan barang tentu bukan jurnalistik
sebagaimana dikenal oleh Eropa, tapi menulis di Koran atau Majalah dengan nama
terpampang, baik nama benar, nama pena atau inisial. Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dan jurnalistik gaya
Hindia merupakan perpaduan alamiah dari gerakan pribumi untuk kepemimpinan dan
keabadian. Kita ada karena kita menulis tambah Kang Iip D Yahya.
Maka tidak mengherankan jika tulisan
sarat dengan muatan terhadap keadaan riil yang terjadi di masyarakat, serta
kritik terhadap sistem modernisme yang sering membuat orang menjadi sengsara.
Advokasi yang paling ampuh adalah dengan media jurnalistik, karena lewat
jurnalistik faham kesadaran sosial mudah menyebar kemana-mana. Sebab salah satu
tujuan jurnalistik adalah “ Membangun Opini Publik “. Sehingga keberadaannya
sangat signifikan untuk menyebarkan faham kebhinekaan, dan membangun kritisisme
menuju masyarakat yang berperadaban.
Buku
Kidung Bumi Segandu adalah kumpulan celoteh
Wahyu Iryana (Kang Wayan) untuk mengungkapkan kegelisahan terkait kritik
sosial, tafsir budaya, potret sejarah, pepeling hidup Manusia DerBon
(Dermayu-Cerbon) pepakem visioner Sunan Gunung Jati, pemahaman keagamaan, khasanah
kearifan lokal dan wawasan kebangsaan. Apabila kata adalah senjata maka menulis
adalah melawan, mereka para penulis sesungguhnya pewaris peradaban. Mari
menulis semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment