Kita mungkin
sering menonton serial kartun Doraemon yang kerap membantu Nobita yang sedang
kesusahan dengan menggunakan alat-alat modern yang diambil dari kantong ajaib
Doraemon, namun tahukah Anda bahwa ide cerita Doraemon mengadopsi kultur budaya
masyarakat Pantai Utara Jawa, sebut saja masyarakat Eretan Wetan, Indramayu?
Kedatangan Jepang yang sudah lama diprediksi oleh Ki Kuwu Sankan dengan simbol
sumur sereh, menjadi tanda awal zaman ora eman atau zaman kalabendu, Masyarakat pantai yang sedang menikmati hiburan wayang disuguhkan
dengan lakon kantong bolong, baju kodok yang dimiliki Cungkring, Atau di Jawa
Tengah disebut dengan Petruk, di Sunda sendiri bernama Dawala berperawakan
tinggi, berhidung panjang. Pernyataan ini menjadi sandaran guyon Budayawan Tandi Skober ketika mengisi acara saresehan budaya
di UIN Bandung Kamis, 12 April 2012 yang silam.
Hingga kini saku
ajaib Cungkring tidak lekang ditelan alur batin masyarakat Indramayu. Kearifan
negara guyon ini kerap dijakadikan tontonan utama saat pesta khitanan,
selamatan, Ngarot, sedekahbumi, dan
pesta laut (Nadran). Tontonan yang
juga tuntunan hidup, pagelaran wayang dikemas dengan lakon Ora Eman yang berari tidak sayang. Diperkirakan dari lakon Ora Eman
Kantong Bolong Cungkring inilah ide cerita kemudian dimanipulasi oleh Fujiko F.
Fujio menjadi Doraemon.
Spirit imajinasi
budaya yang dipompa oleh Tandi Skober inilah yang memberi ruang kegelisahan
penulis untuk melacak akar sejarah kedatangan Jepang di Indonesia. Ternyata
kebenaran itu terbukti. Dari data yang penulis peroleh di Djawa Baru dan Kan Po
koran yang terbit masa penjajahan Jepang terurai bahwa kedatangan Jepang
diterima melalui siaran radio pada tanggal
3 Maret 1942, Jepang mendarat di Eretan Wetan, Tempatnya di Kampung
Sumur Sereh. Sebenarnya pendaratan itu dilakukan pada tanggal 1 Maret 1942,
akan tetapi karena komunikasi antara Eretan Wetan dengan Indramayu Kota
terputus, maka berita pendaratan itu baru sampai di Indramayu pada tanggal 3
Maret 1942. Itupun karena balatentara Jepang ada yang sudah sampai ke kota
Indramayu. Sebagian besar dari mereka bergerak menuju Kalijati. Pada tanggal 1
Maret 1942 mereka telah menduduki Subang. Beberapa kali tentara Belanda mencoba
merebut Indramayu kembali namun tidak berhasil, begitupun daerah Subang. Pada
Tanggal 7 Maret 1942 pemerintah Belanda di wakili oleh Gubernur Jendral Carda
Van Starkenborg dan Jendral Ter Poorten menandatangani penyerahan tanpa syarat
kepada Jepang. Sejak Pulau Jawa resmi menjadi wilayah kekuasaan Jepang.
Benarkah kontong
ajaib Doraemon Karya Fujiko F. Fujio tahun 1969 terinspirasi tokoh local wisdom kantong bolong Dermayon
dari abad 16 yang silam? Tentu ini perlu penelitian ebih lanjut. Pasalnya Tandi
Skober sendiri hanya melontarakan gagasan spontanitas melalui analisis tafsir
budaya. Akan tetapai paling tidak, ide dasar peralatan canggih yang ada di
kantong Doraemon ketika membantu Nobita merupakan duplikasi ide dari kantong
bolong Cungkring.
Sayapun berkhidmat.
Kenapa? Kantong Bolong konon juga suka berkhidmat tiap kali kerumitan kultural
bisa diurai jabarkan hanya dengan memasukan tangan ke saku ajibnya. Tidak aneh
manakala dalam literasi kuno, Cungkring sang pemilik kantong bolong kerap
terposisikan sebagai personifikasi nagaraguyon di hamparan akar rumput. Ia
dikenal sebagai sosok idiot bertubuh jangkung melengkung, bersuara serak-serak
basah berwajah aneh yang ngangenin dan
memiliki baju kodok kantong balong.
Yang menarik bila
Doraemon tuturkan keajaiban ghaib dalam bingkai utak-atik cerita dalam lingkar
luar ketuhanan, maka Kantong Bolong aktualkan primordial kecerdasan Ilahiah
dalam alur nalar yang liar. Bahkan ungkapan demokrasi Manunggaling Kawula Gusti
khas Kantong Bolong yang memosisikan kawula dan gusti sebagai kesatuan
substansional—suara kawula adalah suara gusti telah mengilhami teolog abad pertengahan, Alcuin (735-804 lewat frasa
bahwa Vox Populi Vox Dei (Suara
Rakyat adalah Suara Tuhan). Pada saat yang sama para teolog Korea mengembangkan
konsep “minjung” (rakyat) sebagai pilar utama demokratisasi. “All political theology, should be no more
and no less than folk political theology, political theology of the people.”
(C.Song, 1982). Artinya: Semua teologi politik seharusnya menjadi teologi
politik rakyat dan teologi politik tentang rakyat.
Dalam pusaran
inilah Kantong Balong menjadi idola di dataran akar rumput. Kenapa? Kantong
Bolong mendekonstruksi orientasi duniawi ke ruang steril ukhrawi, untuk menguak
aib negeri. Pada temu-temu tertentu, Kantong Bolong kerap tampil sebagai dalang serbet. Ia katakan bahwa dalam
ruang awang-uwung ketika peradaban terjerat oyod
mingmang maka yang tersisa adalah realitas ketuhanan dan selarik puisi layang kalimasada. Selarik puisi itu
adalah ageman milik Prabu Yudhistira
usai amarah Bratayudha mematikan empat saudaranya. Yang malang, Yudhistira
selalu saja gagal memaknai kandungan puisi Layang
Kalimasada itu. Beruntung ada sosok darwish berbaju gamis ajarkan makna
yang terkandung dalam surah layang
kalimasada itu. Puisi itu adalah dua kalimat syahadatin. Yudhistira
sumringah. Selembar surga menjadi perahu langit, ruh Yudhistira kembali ke
pangkuan Ilahi. Apa artinya, demokrasi khas Dermayu posisikan penguasa sebagai
iluminasi Ilahiah sekaligus seniman nagara batin yang linuwih. Untuk itu perlu
pemilihan bersifat terbuka sehingga secara nyata kesenimanan itu memancar
secara benar adanya.
Frase manunggaling kawula-gusti yang
diterjemahkan bahwa kawula adalah rakyat dan Gusti adalah Tuhan bersebrangan
dengan mindset penguasa saat itu yang memosisikan penguasa sebagai emanasi
Ilahiah bersifat otonom dan tunggal.
Maka peradilan kawula gusti pada
1528M pun digelar. Mayoritas umat manusia pada zaman nabi Nuh AS menentang
dakwah nabi Nuh AS, zaman nabi Isa AS
menentang dakwah nabi Isa AS, juga di era nabi Muhammad SAW. Artinya, suara
mayoritas rakyat malah bertentangan dengan ajaran Tuhan. Mungkin ini juga yang
terjadi di Nereri kita, kuasa rakyat sebagai wujud demokrasi terkekang oleh
kuasa para elite.
Harta
Kultural
Hingga
kini, saku ajib Petruk Kantong Bolong tidak lekang ditelan alur batin warga
Indramayu. Kearifan lokal negaraguyon ini kerap jadi tontonan utama saat pesta
khitanan anak yang dikemas dalam lakon Ora
Eman. Diperkirakan dari sinilah lakon Ora Eman dimanipulasi oleh Fujiko F.
Fujio menjadi Doraemon.
Pencurian
ide Kantong Bolong itu berbarengan dengan serangan militer Jepang terhadap
kedudukan Belanda di Jawa melalui Eretan
(Indramayu) dan teluk Banten pada Maret
1942. Saat Jepang masuk Eretan, saat itulah sedang diadakan pagelaran wayang
Kantong Bolong dengan lakon Ora Eman.
“Serdadu jepang terkesima dan menduplikasi ide kantong bolong dalam lakon Ora
Eman,”ucap Tandi Skober.
Benarkah
kearifan lokal Indramayu bernama Ora Eman Kantong Bolong telah dicuri Fujiko F.
Fujio dalam cerita Doraemon? Diharapkan budayawan dan pemda Indramayu mau lebih
meneliti lebih dalam lagi. Sebab Kantong Bolong adalah harta kultural yang tak
ternilai hingga akhir jaman.
Dimuat Koran Fajar Cirebon
Assalamu'alaikum... ada beberapa kalimat yg kurng dimengerti pak. Nanti mhon pnjelasannya :). Maaf, ada bbrapa kata yg salh ngetik. dijadikan jdi dijakadikan, bolong jd balong, negeri jdi nereri, dll. Minta arahannya biar bisa pinter nulis kaya bpk :) :)
ReplyDeleteWasm. makasih ia tanpa menghalangi salah ketiknya.... biar bisa nulis tinggal mulai ngetik ide yg ada diotak
DeletePerumapamaan katanya bagus cuma ketikannya aja masih ada yg kelewat
ReplyDeleteTp semuanya udah bagus kang
Perumapamaan katanya bagus cuma ketikannya aja masih ada yg kelewat
ReplyDeleteTp semuanya udah bagus kang